Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa penting dalam agama Islam di mana Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, dan kemudian naik ke langit sampai ke surga pada tanggal 27 Rajab dalam penanggalan Hijriyah.
Dibalik momen bersejarah Isra’ Mi’raj, terdapat pelajaran berharga yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah meningkatkan kualitas ibadah dan mempererat tali persaudaraan dengan orang-orang di sekitar kita. GroMin akan membahasnya secara mendalam. Sebelum itu, mari kita flashback sedikit tentang awal mula peristiwa Isra’ Mi’raj.
Kilas Balik Peristiwa Isra’ Mi’raj
Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj ini, Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah pertama kali untuk melakukan shalat lima waktu sehari yang mana terdiri dari dua rakaat Subuh, empat rakaat Dzhuhur, empat rakaat Ashar, tiga rakaat Maghrib, dan empat rakaat Isya.
Nabi Muhammad SAW menempuh perjalanan panjang selama satu malam ke langit ketujuh dari Mekkah menggunakan buraq. Pada saat itu, alat transportasi darat, laut, maupun udara belum secanggih dan semodern sekarang. Kedengarannya memang tidak mungkin terjadi perjalanan sejauh itu ditempuh dengan waktu yang singkat.
Namun, sebagai seorang muslim, kita harus meyakini bahwa peringatan tersebut ada di dalam Al-Quran, yakni QS: Al-Isra ayat 1.
Sekarang, kita masuk ke dalam topik pembelajaran apa aja, sih sebagai seorang muslim yang dapat kita ambil dari peringatan Isra’ Mi’raj?
Sebagai seorang muslim di zaman sekarang, banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai wujud kita mengagumi mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, mulai dari shalat lima waktu setiap hari, puasa sunnah, bersedekah, dan lain sebagainya.
Selain itu, banyak nilai yang terkandung dalam perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju surga yang mana dapat kita aplikasikan, nih di kehidupan bertetangga. Kenapa, sih harus tetangga? Mengingat era digitalisasi sekarang, banyak orang-orang yang menjauh dan kurang akrab dengan tetangga mereka. Yuk, simak tips akur sama tetangga yang terinspirasi dari peringatan Isra’ Mi’raj.
Tegur Sapa Terhadap Sesama Tetangga
Saudara terdekat kita adalah siapapun yang 24/7 ada di sekitar kita, termasuk tetangga. Saat bertemu dengan tetangga kita, sebisa mungkin tunjukkan attitude yang baik dan sopan kepada tetangga. Bisa dengan cara tegur sapa, seperti halo, pak/bu, selamat pagi, apa kabar, atau bisa juga dengan sapaan yang memotivasi, seperti semoga harimu menyenangkan.
Memang kedengarannya basa basi dan terlalu lebay bisa dibilang untuk sebagian orang. Tapi, percaya, deh dengan kita menjalin hubungan baik dengan tetangga, itu merupakan wujud kita peduli sesama manusia tanpa memandang suku, ras, dan agama. Selain itu, hidup juga terasa lebih bahagia jika kita bisa ramah kepada tetangga.
Saling Berbagi Rejeki
Siapa yang suka pelit sama tetangga? Coba, ya untuk sedikit loyal dengan tetangga sebelah kita. Nggak harus kita membelikan mereka makanan mewah atau barang bermerek. Apa saja yang kita punya, makanan yang dimasak terlalu banyak, atau pohon buah di rumah kita sedang panen, boleh loh sebagiannya diberikan kepada tetangga kita supaya berkah.
Hal ini tidak perlu dilakukan setiap hari, ya. Mungkin ada hari dimana kita sedang ada rezeki lebih, kita bisa peduli dengan tetangga terdekat kita. Tidak perlu mengharapkan imbalan yang serupa yang penting kita sudah melakukan kebaikan dengan ikhlas.
Jangan Ghibahin Tetangga
Siapa yang masih suka ghibahin tetangga? Hayo, dikurangin ya jangan sampai keburukan tetangga kita yang bukan urusan pribadi kita sendiri diomongin. Selain nggak bagus, belum tentu kan apa yang kita omongin itu benar adanya. Lebih baik, daripada ghibahin tetangga dalam bentuk apapun, kita sharing sesuatu yang bermanfaat.
Lagi pula, ghibahin tetangga juga merupakan hal yang bertentangan dengan nilai-nilai yang ditanamkan oleh peringatan Isra’ Mi’raj. Seharusnya hubungan persaudaraan antar tetangga jadi semakin ketat, justru berpotensi renggang karena desas-desus yang belum tentu fakta.
Jenguk Tetangga yang Sakit
Jika ada tetangga yang sakit, jangan dibiarkan begitu saja, apalagi kalau tetangga kita tinggal sendirian. Bisa jadi di saat itu, dia sedang membutuhkan seseorang untuk berbicara atau sekedar membantu hal kecil, karena ketidakpedulian kita, mereka bisa semakin sakit karena stress.
Kita bisa coba bantu dari hal-hal kecil, seperti membawa makanan untuk mereka. Dengan membawa makan, itu sudah mengurangi beban tetangga kita supaya tidak perlu masak lagi atau effort beli makan ke luar.
Gotong Royong Membersihkan Komplek Perumahan
Budaya gotong royong di Indonesia memang cukup familiar, selain itu membersihkan area pemukiman warga, secara tidak langsung interaksi sosial antar warga terjalin di situ. Jika aktivitas ini diterapkan dalam komplek perumahan atau pemukiman, maka terjalinlah kekeluargaan di dalamnya.
Ibadah Bersama di Masjid Dekat Rumah
Selain memperkokoh hubungan dengan tetangga sebelah, bergabung dalam shalat berjamaah juga memperkuat ikatan sosial dengan jamaah lainnya di tempat ibadah. Mari jadikan kebersamaan dalam ibadah sebagai langkah awal Sobat Gro dalam mempererat tali persaudaraan dan kebaikan bersama.
Banyak hal yang dapat dilakukan dalam rangka menyambut Isra’ Mi’raj dengan cara yang kita bisa lakukan saat ini, seperti rajin beribadah hingga menjaga hubungan baik dengan orang terdekat di daerah perumahan kita, yakni tetangga. Semoga kita bisa menjadi tetangga yang baik dan positif bagi sekitar.
Apabila Sobat Gro ingin belajar lebih dalam lagi mengenai rumah dan properti, silakan kunjungi growp.groperti.com untuk artikel menarik lainnya.
Sumber: RRI dan detikcom.