Suku bunga yang naik turun tentu sangat penting bagi pengguna KPR konvensional karena berpengaruh pada cicilan yang harus dibayarkan. Bagi yang akan atau sedang mengajukan KPR, tentu tidak asing dengan bunga cicilan yang naik turun. Sebenarnya apa penyebab suku bunga naik turun? Berikut ini penjelasan lebih lengkap untuk mengenal faktor penyebab naik dan turun suku bunga.
Ada dua suku bunga KPR yang digunakan, yaitu flat dan floating. Masing-masingnya memiliki cara perhitungan bunga yang berbeda. Bunga flat adalah suku bunga tetap yang ditawarkan untuk jangka waktu sesuai ketentuan, contoh jangka tenor 2 tahun dikenakan bunga sebesar 6,75%. Di sisi lain, bunga floating adalah bunga yang ditawarkan mengikuti pergerakan suku bunga acuan dari Bank Indonesia (BI).
Faktor Naik dan Turun Suku Bunga KPR
1. Kebutuhan Dana
Kebutuhan dana merupakan faktor yang dikhususkan untuk deposit dana, yaitu seberapa besar dana yang dibutuhkan. Saat bank dalam kondisi kekurangan dana sedangkan aplikasi pinjaman terus meningkat, suku bunga deposito akan dinaikkan untuk memenuhi dana dengan cepat. Naiknya suku bunga deposito ini akan berdampak pada naiknya suku bunga pinjaman.
2. Target Laba
Target laba merupakan faktor yang dikhususkan untuk bunga pinjaman, kebalikan dari kebutuhan dana. Saat kondisi dana deposito banyak sedangkan aplikasi pinjaman sedikit, tingkat bunga deposito akan berkurang karena hal ini adalah beban.
3. Kualitas Jaminan
Ini merupakan faktor yang juga mempengaruhi bunga pinjaman. Semakin banyak jaminan yang diberikan, maka semakin rendah tingkat tingkat bunga kredit yang dibebankan‒berlaku sebaliknya.
4. Kebijakan Pemerintah
Penentuan bunga deposito serta bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang ditentukan dalam kebijakan pemerintah. Melalui Bank Indonesia, tingkat suku bunga bisa dinaikkan dan diturunkan dengan kebijakan politik diskonto. Kebijakan tersebut adalah wewenang Bank Indonesia untuk mengatur peredaran uang dengan cara menaikkan suku bunga bank.
5. Jangka Waktu
Suku bunga yang diberlakukan Bank Indonesia bisa naik turun tergantung pergerakan ekonomi. Meskipun bunga floating tidak terlalu terpengaruh oleh jangka waktu, tapi pinjaman selalu memiliki rentang waktu. Untungnya memilih bunga floating adalah dalam jangka waktu tersebut suku bunga sedang rendah.
6. Reputasi Bank
Reputasi Bank juga menjadi salah satu faktor penentu tingkat bunga, utamanya untuk bunga pinjaman. Setiap bank penyalur layanan KPR, pasti memiliki tingkat bunga yang berbeda-beda. Semakin terjamin bank tersebut maka semakin rendah bunga pinjamannya. Ini disebabkan karena resikonya rendah, jadi ada kepercayaan lebih yang diberikan.
7. Hubungan dengan Bank
Umumnya, bunga pinjaman dikaitkan dengan kepercayaan kepada lembaga dan individu. Bank mengklasifikasikan pelanggan dalam dua kategori, pelanggan biasa dan pelanggan primer. Klasifikasi ini ditentukan berdasarkan pada loyalitas dan aktivitas pelanggan tersebut. Pelanggan yang memiliki loyalitas dan aktivitas baik terhadap bank akan mendapat suku bunga yang berbeda dibanding pelanggan biasa.
8. Tingkat Kompetitif
Produk dengan tingkat kompetitif tinggi memberikan bunga kredit yang lebih rendah dibanding produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan karena produk dengan tingkat kompetitif tinggi memiliki pergantian produk yang tinggi juga, artinya pembayarannya harus lancar.
9. Kompetisi
Bank, sebagai perusahaan profit oriented, memiliki persaingan dengan bank-bank lainnya. Saat bank dalam kondisi tidak stabil dan kekurangan dana, sedangkan persaingan sedang ketat-ketat, maka bank akan bersaing keras. Biasanya bunga pinjaman akan diturunkan di bawah bunga pinjaman pesaing supaya akumulasi dana dapat disalurkan.
10. Pihak Ketiga
Pihak ketiga sebagai pemberi jaminan ke bank menanggung seluruh resiko yang dibebankan pada penerima kredit. Jika pihak ketiga tersebut dapat dipercaya atau bonafide, bunga yang dikenakan akan berbeda.
Mengenal Suku Bunga Acuan Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) juga merupakan salah satu sumber dana bagi setiap bank. Oleh karena itu, BI memiliki peran penting dalam mengatur suku bunga yang berlaku di pasaran. Suku bunga ini nantinya akan dijadikan acuan untuk digunakan oleh para bank yang ada di Indonesia. Perlu diketahui juga bahwa suku bunga acuan ini dapat berubah setiap tiga bulan.
Dalam mempertimbangkan suku bunga acuan, BI melihat situasi dari sisi makro ekonomi Indonesia.
Ada dua faktor yang menjadi pertimbangan BI, yaitu:
– Inflasi
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa inflasi ini merupakan sebuah angka yang mengukur tingkat barang dan jasa. Meningkatnya inflasi disebabkan oleh aktivitas perekonomian yang terlalu tinggi. Semakin tingginya inflasi, maka harga barang dan jasa pun akan meningkat dan berujung pada daya beli yang turun.
Apabila inflasi sedang naik, biasanya Bank Indonesia (BI) juga turut menaikkan suku bunga untuk agar permintaan barang dan jasa dapat dikurangi, sehingga inflasi dapat diredam. Sebaliknya, ketika inflasi rendah, maka BI akan menurunkan suku bunga acuan agar masyarakat lebih mudah mendapatkan kredit. Dengan demikian, permintaan barang dan jasa pun akan naik, sehingga membuat perekonomian negara bangkit kembali.
– Pertumbuhan Ekonomi
Saat BI melihat pertumbuhan ekonomi nasional perlu dipercepat, maka BI harus membuat perputaran dana di masyarakat menjadi lebih cepat. Hal ini yang membuat BI mengambil langkah dengan cara menurunkan suku bunga acuan. Ketika suku bunga tersebut turun, maka masyarakat pun akan lebih mudah mendapatkan kredit. Dengan demikian, perputaran uang dan pertumbuhan perekonomian pun akan lebih cepat.
Di sisi lain, ketika pergerakan ekonomi nasional terlalu cepat yang biasanya diiringi juga dengan tingginya inflasi, BI akan menaikkan suku bunga untuk mengurangi perputaran uang di masyarakat.
Itulah 10 faktor yang mempengaruhi naik-turun suku bunga KPR. Semoga informasi ini bermanfaat dan menginspirasi. Baca informasi properti terkini lainnya di growp.groperti.com
Source: 99.co, IDNTimes