Mengapa Banyak Orang Menyesal Setelah Beli Rumah Pertama?
Membeli rumah pertama adalah momen besar dalam hidup—baik secara finansial maupun emosional. Tapi sayangnya, banyak orang justru menyesal setelah proses pembelian selesai. Terburu-buru, kurang riset, atau terlalu percaya iklan sering menjadi penyebab utama.
Menurut survei Properti Indonesia 2024, 47% pembeli rumah pertama mengaku kecewa karena merasa tidak siap dan kurang pengetahuan soal proses pembelian.
Di artikel ini, kamu akan menemukan 5 kesalahan paling fatal yang wajib dihindari, terutama kalau kamu akan beli rumah di tahun 2025. Baca sampai habis agar tidak menyesal!
Nah, agar kamu tidak menyesal di kemudian hari, Di artikel ini, kamu akan menemukan kesalahan paling fatal yang wajib dihindari, terutama kalau kamu akan beli rumah di tahun 2025. Baca sampai habis agar tidak menyesal!
1.Tidak Mengecek Legalitas Sertifikat Rumah
Banyak orang langsung jatuh cinta pada tampilan rumah tanpa memeriksa dokumen hukumnya. Padahal, sertifikat yang bermasalah bisa bikin kamu kehilangan hak kepemilikan.Contoh nyata: rumah bersertifikat HGB (Hak Guna Bangunan) yang belum diubah ke SHM (Sertifikat Hak Milik) tapi dijual seolah-olah full hak milik.
Tips:
Selalu cek keaslian sertifikat ke BPN (Badan Pertanahan Nasional), atau gunakan jasa notaris tepercaya untuk verifikasi.
2.Tidak Menghitung Biaya Tambahan
Banyak iklan menawarkan DP ringan dan cicilan kecil, tapi tidak menjelaskan biaya lain seperti BPHTB, biaya KPR, notaris, asuransi, hingga renovasi.Efeknya? Total pengeluaran bisa membengkak hingga 20–30% dari harga rumah.
Harga rumah bukan satu-satunya biaya yang harus kamu siapkan. Banyak pembeli pemula tidak tahu bahwa ada biaya-biaya lain seperti:
- BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan)
- Biaya notaris
- Asuransi jiwa dan kebakaran
- Biaya KPR
- PPN 11% (untuk rumah non-subsidi)
- Renovasi ringan setelah serah terima
Tips:
Minta simulasi total biaya hingga rumah siap huni. Jangan tergiur harga murah tanpa kalkulasi menyeluruh.
3.Salah Pilih Lokasi karena Kurang Riset
Banyak orang beli rumah karena harga tanah murah, padahal jauh dari tempat kerja, fasilitas publik, atau daerah rawan banjir.Akibatnya, biaya transportasi dan waktu tempuh meningkat, bahkan bisa merugikan saat ingin dijual kembali.
Tips:
Gunakan prinsip lokasi, lokasi, lokasi. Pastikan dekat dengan pusat aktivitas kamu, punya akses jalan bagus, dan nilai properti cenderung naik.
4.Tidak Paham Proses KPR dan Dokumen yang Diperlukan
Kesalahan umum lainnya adalah menganggap proses KPR itu simpel. Padahal, bank akan meminta berbagai dokumen: slip gaji, NPWP, mutasi rekening, hingga dokumen legal rumah.Kalau ada yang kurang atau tidak sesuai, pengajuan KPR bisa ditolak meskipun kamu mampu membayar.
Pelajari proses KPR sejak awal. Siapkan dokumen seperti:
- Slip gaji 3 bulan terakhir
- NPWP
- Rekening koran 3 bulan
- KTP dan KK
- Surat keterangan kerja
Tips:
Konsultasikan dengan pihak bank atau agen properti sebelum ajukan KPR. Siapkan dokumen secara lengkap dan benar.
5.Tidak Menegosiasikan Harga dan Fasilitas
Banyak pembeli pertama ragu atau malu menawar, padahal developer biasanya punya promo tersembunyi: diskon DP, gratis biaya KPR, atau bonus interior.
Tips:
Selalu tanyakan promo bulan ini. Bandingkan rumah serupa di lokasi sama, lalu gunakan data itu untuk negosiasi. Jangan takut bertanya—developer lebih fleksibel dari yang kamu kira.
Kesimpulan
Beli rumah pertama bukan hal sepele. Kesalahan kecil bisa berujung pada kerugian besar—baik secara finansial maupun mental.
Dengan menghindari 5 kesalahan di atas, kamu bisa:
- Punya rumah yang aman secara legal
- Siap secara finansial
- Tidak merasa tertipu developer
- Punya aset yang nilainya terus naik
Kuncinya adalah: riset, sabar, dan konsultasi.
🔍 Butuh Bantuan atau Konsultasi?
Tim GroPerti siap bantu kamu cari rumah pertama yang tepat dan aman.