Isra Mi’raj adalah momen penting dalam sejarah umat Islam, menceritakan perjalanan Nabi Muhammad dari Makkah ke Masjidil Al-Aqsa dan kemudian dilanjutkan ke langit hingga sampai di Arasy, tempat Allah bersemayam. Peristiwa ini memperlihatkan kebesaran Allah dan menegaskan status Nabi Muhammad sebagai utusan terakhir Allah. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perjalanan Isra Mi’raj serta pesan-pesan penting yang terkandung di dalamnya, serta pentingnya menjalankan syariat bagi umat Islam.
Bagaimana Isra Mi’raj Bisa Terjadi?
Ada beberapa sumber yang menceritakan kejadian menarik ini, salah satunya menurut Syekh Muhammad Khudori dalam Nur Al Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin, beliau menjelaskan hal yang mengakibatkan terjadinya peristiwa Isra dan Mi’raj yaitu sebagai bentuk tasliyah (hiburan) dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW karena ditinggal oleh dua orang yang dicintainya, yaitu sang istri Khadijah dan Abu Thalib pamannya Nabi Muhammad. Peristiwa ini terjadi tepatnya terjadi pada saat Nabi Muhammad SAW berumur 51 tahun atau biasa disebut dengan ‘amul huzn (tahun kesedihan).
Peristiwa Isra Mi’raj berlangsung saat masa hidup Nabi Muhammad SAW di Makkah, saat itu beliau mengalami berbagai tantangan dan ujian dalam menyebarkan ajaran Islam. Pada malam yang diberkati itu, selepas solat isya’ Rasulullah SAW beristirahat sejenak sambil berbaring di Masjidil Haram. Kemudian beliau didatangi malaikat Jibril dan dada beliau di belah.
“Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air ZAM ZAM, kemudian dikembalikan ke tempatnya den memenuhinya dengan iman dan hikmah”. (HR Bukhari)
Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsa
Setelah pertemuan dengan Jibril dan hati Rasullullah telah disucikan, Nabi Muhammad SAW diberangkatkan dengan Buraq lalu berhenti di Masjidil Aqsha untuk menunaikan shalat dua rakaat bersama dengan ruh nabi terdahulu. Disini Nabi menunaikan ibadah dan dikelilingi oleh nabi-nabi terdahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Arasy.
Perjalanan ke Langit dan Pertemuan dengan Para Nabi
Dari gelap Masjid Al-Aqsa, Nabi Muhammad SAW naik ke langit bersama Malaikat Jibril. Di setiap langit, beliau bertemu dengan para nabi, seperti Nabi Adam di langit pertama, Nabi Nabi Yahya dan Nabi Ishaq di langit ke dua, bertemu dengan Nabi Yusuf, dan Ibrahim di langit ke tiga, bertemu dengan Nabi Idris di langit ke empat, bertemu dengan Nabi Harun di langit ke lima, bertemu dengan Nabi Musa di langit ke enam, dan yang terakhir Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim di langit ke tujuh.
Dari pertemuan dengan tiap-tiap nabi, Rasulullah mendapat berbagai pengajaran dan nasihat yang berharga. Setiap pertemuan ini menunjukkan kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai pewaris ajaran para nabi sebelumnya dan menegaskan bahwa Rasulullah sebagai nabi terakhir Agama Islam.
Pertemuan Langsung dengan Allah SWT saat Isra Mi’raj
Puncak dari perjalanan Isra Mi’raj adalah ketika Nabi Muhammad SAW mencapai Arasy dan bertemu langsung dengan Allah SWT. Di sini, beliau menerima perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Perintah ini juga nantinya menjadi salah satu pilar utama dalam praktik keagamaan Islam dan tercantum pada rukun islam. Pertemuan Rasulullah dan Allah SWT ini menegaskan hubungan yang kuat antara Allah dan hambanya, serta memberikan arahan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari untuk menunaikan salat 5 waktu secara wajib yang memiliki total 17 rakaat dalam satu hari seperti yang kita wajib tunaikan pada saat ini.
Setelah selesai menerima perintah shalat, Nabi Muhammad SAW kembali menunggangi buraq untuk pulang ke Mekkah sembari ditemani Malaikat Jibril. “Menurut sebuah kisah saking cepatnya Buraq ketika Nabi Muhammad SAW pulang konon katanya tempat tidur nabi masih terasa hangat”. (Abi Rachman /Nashih).
Makna dan Pelajaran dari Isra Mi’raj
Peristiwa Isra Mi’raj memiliki banyak makna dan pelajaran yang dapat dipetik oleh umat Islam. Salah satunya adalah pentingnya salat sebagai pilar utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menguatkan keharmonisan antara hamba dan pencipta. Selain itu, perjalanan ini juga menunjukkan keajaiban dan kekuasaan Allah SWT yang tidak terbatas, serta pentingnya mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai tuntunan dalam menjalani kehidupan.
Isra Mi’raj adalah peristiwa yang memegang peran penting dalam ajaran Islam. Melalui perjalanan ini, Nabi Muhammad SAW menerima berbagai arahan dan petunjuk langsung dari Allah SWT, serta menegaskan posisinya sebagai utusan terakhir yang diutus untuk membawa pesan dari Allah kepada umat manusia. Peristiwa ini tidak hanya merupakan bukti keajaiban dan kebesaran Allah SWT, tetapi juga memberikan pelajaran yang berharga bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka dengan penuh kesadaran akan tujuan duniawi dan akhirat.
Yuk kunjungi blog groperti untuk cerita dan artikel lainnya!