M Choenur
Oct 24, 2024
Share
Fasilitas bukanlah satu-satunya penentu kualitas sebuah hunian. Eksterior yang memukau dan interior yang membuat nyaman. Lingkungan sekitar yang mendukung kenyamanan hidup juga dapat menjadi dasar penilaian sebuah hunian yang baik. Oleh karena itu, simak artikel MinGro ini yang akan menjelaskan manfaat dan tantangan dari trend co-living!
Apa sih konsep co-living itu? Konsep co-living adalah sebuah konsep gaya hidup yang menawarkan tingkat sosial yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Penyediaan ruang tinggal bersama untuk orang-orang yang saling mengenal mendukung hal ini. Singkatnya, kamu akan ditempatkan pada sebuah hunian dengan orang lain yang tidak kamu kenal dengan tujuan membuat kamu lebih dekat.
Berbeda dengan apartemen, tempat tinggal co-living menyediakan tempat untuk penghuninya agar bisa berinteraksi kepada penghuni lainnya. Konsep ini semakin populer hingga menjadi trend. Kota-kota besar menjadi tempat yang semakin mempopulerkan konsep ini.
Beberapa contoh hunian co-living di Jakarta adalah Urbanview Odori Residence Pondok Indah, Family Residence Redpartner, dan Urbanview Hotel Residence 446 Tanjung Duren.
Apa sih yang menyebabkan konsep ini semakin populer? Terus simak artikel MinGro ini ya!
Alasan-alasan berikut adalah yang mendasari konsep ini menjadi semakin populer:
Konsep co-living biasanya orang terapkan di lokasi-lokasi strategis Seperti berdekatan dengan transportasi umum, berdekatan dengan tempat kerja yang sama, hingga fasilitas-fasilitas lainnya yang biasanya hadir di sebuah kota.
Hal ini bertujuan agar menghemat waktu perjalanan dan meningkatkan kualitas hidup penghuni. Lokasi strategis akan menarik minat lebih banyak calon penghuni, sehingga tingkat hunian co-living menjadi tinggi dan menguntungkan
Biaya sewa di co-living seringkali lebih terjangkau daripada menyewa apartemen atau rumah sendiri, terutama di kota-kota besar. Pembagian biaya menyebabkan hal ini. Pihak pengelola akan membagi rata tagihan listrik, air, dan biaya perawatan bangunan di antara semua penghuni. Semakin banyak penghuni, maka akan semakin rendah biaya tagihannya.
Co-living memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya, memperluas jaringan sosial. Hal ini didukung dengan tersedianya ruangan dan acara-acara yang mendorong penghuninya untuk terus berinteraksi dan berkolaborasi dalam membangun hubungan, terutama dalam hal bertetangga.
Karena bertujuan untuk membangun gaya hidup sosial yang tinggi seperti yang sebelumnya disebutkan, hunian co-living memiliki fasilitas-fasilitas yang lengkap, seperti gym, dapur bersama, ruang makan bersama, hingga area kerja bersama. Fasilitas-fasilitas yang ditujukan agar hubungan sosial antar manusia tidak terputus.
Konsep co-living memiliki beberapa jenis yang biasanya dijalankan. Sebagai berikut:
Jenis hunian co-living yang paling umum adalah apartemen yang diubah menjadi hunian bersama. Apartemen ini biasanya memiliki beberapa kamar tidur yang disewakan secara terpisah, serta ruang bersama seperti ruang tamu, dapur, dan laundry.
Hunian co-living juga bisa berupa rumah yang diubah menjadi hunian bersama. Rumah ini biasanya memiliki beberapa kamar tidur yang disewakan secara terpisah, serta ruang bersama seperti ruang tamu, dapur, dan halaman belakang.
Hostel adalah jenis hunian yang biasanya memiliki kamar tidur bersama. Namun, beberapa hostel juga menawarkan kamar tidur pribadi yang dapat disewa secara terpisah. Hostel ini juga memiliki ruang bersama seperti ruang tamu, dapur, dan laundry.
Konsep co-living memiliki beberapa manfaat. Sebagai berikut:
Konsep co-living akan menciptakan lingkungan sosial yang dinamis dan inklusif (melibatkan semua orang tanpa pandang bulu). Hal ini akan membentuk komunitas yang kuat dan saling mendukung sehingga suasana yang positif bisa tercipta.
Dari segi ekonomi, konsep co-living akan memberikan kesempatan kepada lebih banyak orang dalam memiliki hunian yang lebih terjangkau terutama di daerah perkotaan. Meski terjangkau, co-living akan bisa memberikan penghuninya fasilitas-fasilitas yang lengkap. Mulai dari fasilitas hunian yang komplit seperti yang dijelaskan di atas hingga seperti lokasi yang strategis.
Konsep co-living mengadopsi konsep ramah lingkungan seperti penggunaan energi terbarukan, pengelolaan sampah yang baik, hingga desain bangunan yang berkelanjutan. Ditambah lagi dengan efisiensi energi yang akan tercipta dari konsep ini.
Meski terlihat menguntungkan dengan segala manfaatnya. Namun konsep ini memiliki tantangannya sendiri. Apa saja? Yuk terus disimak artikel MinGro berikut ini!
Berikut ini adalah tantangan-tantangan yang dihadapi dari konsep co-living:
Karena konsep hidup yang berbarengan dengan orang lain di banyak situasi, hal ini juga akan menyebabkan privasi dari tiap penghuninya menjadi lebih terbatas. Bagi sebagian orang, hal ini mungkin akan mengurangi kenyamanan.
Penghuni co-living berasal dari berbagai latar belakang dan memiliki gaya hidup yang berbeda-beda. Hal ini dapat menimbulkan konflik atau ketidaknyamanan.
Penghuni co-living memiliki latar belakangnya masing-masing dengan gaya hidupnya masing-masing. Hidup di sebuah hunian yang menjalankan konsep co-living akan menimbulkan risiko konflik dan ketidaknyamanan.
Peraturan pemerintah dari setiap daerah akan membuat cara kerja konsep ini menjadi tidak efektif. Konsep-konsep yang seharusnya bisa mendukung co-living bisa tidak terwujud karena peraturan pemerintah yang tidak memperbolehkan.
Menjaga kebersihan lingkungan hunian akan menjadi tanggung jawab yang berat karena setiap penghuninya harus bertanggung jawab atas sampah-sampah orang lain. Semakin lama dibiarkan akan semakin buruk akibatnya.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan mungkin tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh penghuninya. Kualitas atas fasilitas tersebut juga mungkin tidak memuaskan. Kualitas seperti AC yang bocor, kebersihan lingkungan, peralatan mandi, dan sebagainya.
Karena perbedaan latar belakang dan gaya hidup, hal ini akan membuat interaksi sosial antar penghuni bisa sulit terjadi. Tidak semua orang merupakan jenis yang suka atau mudah berinteraksi dengan orang lain.
Sebelumnya MinGro sudah menjelaskan mengenai manfaat dan tantangan trend co-living. Mulai dari harga yang terjangkau, konsep sosial yang baik, hingga lokasi yang strategis. Namun begitu, konsep ini memiliki tantangan yang akan menyulitkan rencana co-living bisa benar-benar terjadi. Mulai dari perbedaan gaya hidup, privasi yang terbatas, hingga fasilitas yang tidak sesuai ekspektasi.
Konsep Co-living juga belum begitu populer di Indonesia menurut Head of Research JLL Indonesia James Taylor. Karena merupakan konsep yang masih baru, pihak pengembang juga menunggu tawaran kerja sama dengan perusahaan asing yang lebih berpengalaman.
Kamu punya pertanyaan lain seputar hunian? Yuk hubungi MinGro di Whatsapp: 0813-1377-7134 sekarang juga! Atau dengan mengunjungi Groperti.com!
Baca Juga:
sumber: blog.cove.id, ekonomi.bisnis.com, reddoorz.com
Mau punya rumah harga #FairPrice? Kunjungi Groperti.com!
Penulis: Muhammad Choenur
Redaktur Pelaksana: Ahmad Alveyn Sulthony Ananda
Editor: Syifa Aisyah Likandi
Parlin Martua Silitonga
Dec 8, 2024
4 KT
4 KM
300m²
150m²
Bagikan
Serupa
4 KT
4 KM
300m²
150m²
Bagikan
Serupa
GroPerti adalah marketplace properti terpercaya dengan fokus fair price dan kemudahan penggunaan, memudahkan pemilik properti di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.
PT Sentral Global Properti
Gedung Graha Krama Yudha Lantai 4 Unit B Jl. Warung Jati Barat No. 43 Kel. Duren Tiga Kec. Pancoran Jakarta Selatan 12760
Telepon : 021-7945301
© 2023. GroPerti . All rights reserved.