Bagi SobatGro yang sedang cari-cari rumah pastinya sudah tidak asing lagi dengan istilah “KPR”. Secara definisinya, KPR ini ialah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh bank kepada para nasabah perorangan yang akan membeli ataupun memperbaiki rumah. Sistem transaksi ini sudah menjadi hal biasa bagi seseorang yang ingin membeli rumah dengan dana tunai yang terbatas. Apabila ditelaah lebih dalam lagi, KPR ini sejatinya terbagi kedalam dua jenis sesuai dengan sistem bunganya. Kedua jenis KPR itu yakni KPR Fixed Rate dan KPR Floating Rate.
Nah, kira-kira SobatGro sudah tau belum bagaimana perhitungan KPR Fixed Rate dan KPR Floating Rate itu? Atau mungkin SobatGro masih belum tau apa definisi dari KPR Fixed Rate dan KPR Floating Rate itu secara umum?
Yuk, simak artikel ini sampai bawah ya, SobatGro. Karena disini MinGro bakalan bantu jelasin ke SobatGro secara lengkap tentang jenis-jenis KPR, khususnya KPR Fixed Rate dan KPR Floating Rate.
Penjelasan KPR Fixed Rate
sumber:mcmproperti.id
KPR Fixed Rate ini telah menjadi salah satu jenis suku bunga kredit pemilikan rumah yang banyak dipilih oleh sebagian masyarakat. Definisi dari KPR Fixed Rate sendiri ialah jenis pinjaman rumah dengan suku bunga yang tetap selama jangka waktu tertentu, biasanya antara 1-5 tahun bahkan hingga 10 tahun tergantung bank atau lembaga yang menyediakan kredit tersebut.
Hal itulah yang menjadi karakteristik dan keunikan KPR Fixed Rate. Besaran bunga yang SobatGro bayar tidak akan berubah selama periode tersebut, meskipun suku bunga di pasaran terjadi kenaikan atau penurunan akibat faktor tertentu. Dengan begitu, SobatGro bisa merencanakan anggaran per bulannya tanpa khawatir ada perubahan karena jumlah angsuran KPR SobatGro akan selalu sama setiap bulannya.
Penjelasan KPR Floating Rate
sumber:www.loanmarket.co.id
KPR Floating Rate ialah salah satu jenis KPR yang seringkali ditawarkan oleh perbankan kepada peminjam. Dalam pengertiannya, KPR Floating Rate adalah metode perhitungan pinjaman yang mana nilai bunganya tersebut terus berubah atau bersifat fluktuatif. Dengan hal ini, bunga pada KPR Floating Rate tersebut tidaklah tetap dan bisa berubah-ubah tergantung kepada keadaan.
Adanya skema KPR Floating Rate ini secara tidak langsung mempengaruhi perencanaan keuangan SobatGro karena berpotensi membayar cicilan yang berbeda-beda tiap bulannya. Perbedaan cicilan tersebut bisa lebih rendah dan juga bisa lebih tinggi. Hal inilah yang menjadi karakteristik KPR Floating Rate sebagai salah satu jenis KPR yang cukup beresiko di kalangan masyarakat.
Perbandingan KPR Fixed Rate dan Floating Rate
Terdapat banyak perbedaan antara KPR Fixed Rate dan KPR Floating Rate. Berikut ialah perbedaan KPR Fixed Rate dan KPR Floating Rate dari segi keuntungan, kerugian dan simulasi perhitungannya;
Keuntungan dan Kerugian KPR Fixed Rate
Dengan suku bunga yang tetap selama periode tertentu, SobatGro dapat dengan mudah mengatur anggaran keuangan kalian. Besaran cicilan bulanan yang tidak berubah itu membantu SobatGro agar terhindar dari adanya risiko-risiko kenaikan suku bunga pasar. Jadi, SobatGro tidak perlu khawatir cicilan akan membengkak atau naik terus di kemudian hari. Hal ini juga nantinya akan memudahkan perencanaan keuangan jangka panjang bagi SobatGro dalam membiayai pendidikan anak ataupun investasi lainnya.
Bagaimanapun juga, KPR Fixed Rate ini juga memiliki beberapa kekurangan SobatGro. Suku bunga KPR Fixed Rate biasanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan jenis KPR lainnya, salah satunya KPR Floating Rate. Selain itu, KPR Fixed Rate juga kurang fleksibel karena jika suku bunga pasar turun, SobatGro tidak dapat langsung menikmati penurunan cicilan bulanan. Dengan begitu, SobatGro tetap membayar dengan suku bunga yang sudah ditetapkan atau fix rate yang sesuai perjanjian kedua belah pihak tanpa terpengaruh penurunan suku bunga pasar.
Contoh Simulasi Perhitungan KPR Fixed Rate
Adapun cara perhitungan KPR Fixed Rate ialah sebagai berikut;
Misal SobatGro ingin meminjam Rp 300 juta untuk membeli rumah dengan bunga tetap 5% per bulan. Lalu untuk tenornya yakni 10 tahun atau 120 bulan.
Dengan begitu, perhitungan cicilan KPR menjadi seperti ini:
Cicilan pokok = Rp300.000.000 / 120 = Rp2.500.000
Cicilan bunga per bulan = Rp300.000.000 x 5% x 10 / 120 = Rp1.250.000
Total cicilan KPR per bulan = (Rp300.000.000/120 bulan = Rp2.500.000) + Rp1.250.000 = Rp3.750.000
Jadi, SobatGro harus membayar Rp3.750.000 setiap bulannya selama 10 tahun.
Keuntungan dan Kerugian KPR Floating Rate
KPR Floating Rate memiliki beberapa keuntungan, salah satunya ialah kemungkinan suku bunga yang lebih rendah dibandingkan KPR Fixed Rate, terutama jika suku bunga acuan tersebut juga sedang turun. Hal ini dapat mengurangi jumlah cicilan bulanan, sehingga beban pembayaran lebih ringan untuk SobatGro.
Di satu sisi, KPR Floating Rate ini juga memiliki kelemahan. Kelemahannya ialah ketidakpastian dalam jumlah cicilan. Jika suku bunga mengalami kenaikan, cicilan bulanan juga akan meningkat, yang bisa membebani keuangan peminjam. Risiko ini dapat membuat perencanaan keuangan menjadi lebih sulit, terutama bagi mereka yang memiliki pendapatan tetap. Oleh karena itu, KPR Floating Rate lebih cocok bagi peminjam yang siap menghadapi perubahan suku bunga dan memiliki keuangan yang cukup stabil untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan cicilan.
Contoh Simulasi Perhitungan KPR Floating Rate
Jikalau SobatGro masih bingung bagaimana perhitungan KPR Floating Rate, berikut ini ialah gambaran perhitungan secara sederhananya:
SobatGro meminjam Rp300 juta untuk membeli rumah dengan bunga tetap 5% selama satu tahun awal. Adapun tenornya selama 10 tahun atau 120 bulan.
Jadi, sama seperti contoh fixed rate, SobatGro harus membayar Rp3.750.000 setiap bulannya. Namun, ini hanya berlaku pada tahun pertama.
Setelah itu, SobatGro mendapatkan bunga fluktuatif di tahun berikutnya, yaitu sebesar 8%.
Dengan cicilan pokok yang tidak berubah, perhitungan KPR di tahun berikutnya menjadi seperti ini:
Cicilan bunga per bulan = Rp300.000.000 x 8% x 10 / 120 = Rp2.000.000
Total cicilan KPR per bulan = (Rp300.000.000/120 bulan = Rp2.500.000) + Rp2.000.000 = Rp4.500.000
Dengan begini, SobatGro harus membayar Rp4.500.000 per bulan di tahun selanjutnya. Setelah itu pun SobatGro juga harus menghitung pembayaran per bulanan di tahun-tahun selanjutnya apakah tren suku bunga tersebut naik atau justru turun.
Perbandingan KPR Fixed Rate dan Floating Rate
Semisal SobatGro masih bingung dengan penjelasan secara keseluruhannya, disini MinGro bakalan kasih perbandingan secara lebih sederhana dan lebih simple. Berikut merupakan tabel perbandingan antara KPR Fixed Rate dan KPR Floating Rate:
Faktor | KPR Fixed Rate | KPR Floating Rate |
Suku Bunga | Tetap selama periode tertentu (misalnya 1-5 tahun). | Berubah mengikuti suku bunga pasar (bisa naik atau turun). |
Cicilan Bulanan | Stabil selama masa bunga tetap. | Bisa naik atau turun tergantung perubahan suku bunga. |
Risiko | Rendah, karena cicilan tidak berubah dalam periode fixed. | Tinggi, karena ada risiko kenaikan cicilan jika suku bunga naik. |
Dari segi risiko, KPR Fixed Rate memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan KPR Floating Rate, karena suku bunga tetap selama periode tertentu, biasanya 1-5 tahun. Hal ini membuat cicilan bulanan lebih stabil, sehingga peminjam tidak perlu khawatir terhadap kenaikan suku bunga di pasar. Dengan kepastian ini, peminjam dapat merencanakan keuangan dengan lebih baik dan menghindari potensi lonjakan cicilan yang dapat membebani kondisi finansial.
Sebaliknya, KPR Floating Rate memiliki risiko yang lebih tinggi karena suku bunga dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi pasar dan kebijakan bank. Jika suku bunga naik, maka cicilan bulanan juga akan meningkat, yang bisa menjadi beban tambahan bagi peminjam. Namun, keuntungan dari skema ini adalah adanya kemungkinan suku bunga turun, sehingga cicilan menjadi lebih ringan. KPR Floating Rate lebih cocok bagi peminjam yang memiliki kondisi keuangan fleksibel dan siap menghadapi fluktuasi suku bunga. Oleh karena itu, pilihan antara KPR Fixed Rate dan Floating Rate harus disesuaikan dengan toleransi risiko serta kemampuan finansial peminjam.
Tips Memilih Jenis KPR
sumber:www.duwitmu.com
Memilih jenis KPR yang tepat antara KPR Fixed Rate dan KPR Floating Rate membutuhkan pertimbangan yang matang, terutama terkait stabilitas keuangan, toleransi risiko, dan rencana jangka panjang. Jika SobatGro menginginkan kepastian dalam pembayaran cicilan tanpa khawatir fluktuasi suku bunga, maka KPR Fixed Rate adalah pilihan yang lebih aman.
Skema ini cocok bagi mereka yang memiliki pendapatan tetap dan ingin menghindari risiko kenaikan cicilan secara tiba-tiba. Namun, perlu diingat bahwa setelah masa suku bunga tetap berakhir, biasanya akan beralih ke sistem floating, yang berarti suku bunga bisa naik atau turun sesuai dengan kondisi pasar.
Di sisi lain, KPR Floating Rate lebih cocok bagi mereka yang memiliki fleksibilitas keuangan dan siap menghadapi perubahan suku bunga. Jika suku bunga pasar turun, cicilan bulanan akan lebih ringan dibandingkan dengan KPR Fixed Rate.
Namun, risiko yang harus dipertimbangkan adalah kemungkinan kenaikan suku bunga, yang bisa meningkatkan cicilan dan membebani keuangan. Oleh karena itu, jenis KPR ini lebih sesuai untuk mereka yang memiliki penghasilan yang terus meningkat atau memiliki dana cadangan untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga.
Untuk membantu dalam pengambilan keputusan, SobatGro bisa menggunakan kalkulator KPR yang tersedia secara online. Kalkulator ini memungkinkan SobatGro untuk menghitung estimasi cicilan bulanan berdasarkan jumlah pinjaman, tenor, serta jenis suku bunga yang dipilih.
Beberapa bank dan platform keuangan menyediakan kalkulator KPR yang akurat, seperti kalkulator KPR dari Bank Indonesia, bank-bank komersial (BCA, Mandiri, BRI, BNI), serta situs keuangan seperti Lifepal, Cermati, atau Rumah123. Dengan menggunakan kalkulator ini, SobatGro bisa membandingkan skenario pembayaran antara KPR Fixed Rate dan KPR Floating Rate untuk menentukan opsi yang paling sesuai dengan kondisi finansial SobatGro.
Kesimpulan
Pada akhirnya, setiap jenis KPR memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam memilih antara KPR Fixed Rate dan Floating Rate, SobatGro perlu mempertimbangkan kestabilan finansial, toleransi terhadap risiko, serta rencana keuangan jangka panjang.
Jika menginginkan kepastian dan cicilan tetap, KPR Fixed Rate lebih aman dan cocok untuk SobatGro. Tidak hanya itu saja, dalam menggunakan KPR Fixed Rate, SobatGro bisa menggunakan kalkulator KPR online secara mudah dan efektif.
Dengan begini, SobatGro tidak perlu khawatir akan adanya kenaikan suku bunga yang tinggi ataupun cicilan yang membengkak secara terus menerus. Selain itu dengan adanya KPR Fixed Rate ini, tabungan dan rancangan keuangan SobatGro pun akan selalu aman dan terjamin.
Baca juga:
- NJOP Kelurahan Pejaten Timur Terbaru 2024
- NJOP Kelurahan Tanjung Barat Terbaru 2024
- NJOP Kelurahan Duren Tiga Terbaru 2024
- NJOP Kelurahan Sukapura Terbaru 2024
- NJOP Kelurahan Menteng Dalam Terbaru 2024
Author: Aqilah Mufidah Suhadi
Managing Editor: Syifa Aisyah Likandi
Executive Editor: Fikri Adam