Sebelum mencicil pembayaran rumah, kita harus membayarkan sejumlah uang sebagai uang muka atau down payment (DP). Namun, kamu harus hati-hati dan menghindari beberapa metode pembayaran DP (down payment atau uang muka) KPR yang berbahaya.
Umumnya, saat kita akan membeli rumah, developer akan meminta sejumlah uang sebagai uang muka. Sementara, sisa pembayaran dari pembelian rumah bisa diselesaikan melalui program kredit pemilikan rumah (KPR).
Sebelum menyetujui pengajuan KPR, biasanya bank akan memeriksa kesanggupan kita dalam membeli rumah. Jika menurut bank penghasilan kita dirasa terlalu kecil untuk menanggung beban cicilan KPR, biasanya mereka akan meminta kita membayar DP lebih besar agar cicilan semakin ringan. Hal yang harus kamu perhatikan adalah meski kita membutuhkan banyak dana dalam waktu dekat untuk membayar DP, ada beberapa metode yang harus dihindari.
Metode Pembayaran DP Rumah yang Perlu Dihindari
DP rumah kerap menjadi persoalan finansial yang sangat penting. Ini menjadi prioritas penting untuk membeli properti dengan cara cepat dan instan. Pasalnya, membeli sebuah rumah idaman tidak semudah membalikkan tangan, sekalipun banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Oleh sebab itu, penting bagi kamu untuk mencari sumber dana yang baik untuk melakukan DP rumah idaman sesuai kapasitas finansial. Tak jarang, banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk mencari dana segar untuk DP rumah, sekalipun mengambil hutang yang besar. Meski hal tersebut bisa dilakukan, namun ada berbagai masalah yang muncul di kemudian hari, sekalipun bisa mengalami kredit macet.
Kartu Kredit
Salah satu cara cepat untuk mendapat dana segar untuk membayar uang muka KPR adalah dengan menggunakan kartu kredit. Sejumlah bank bahkan bersedia memberikan pinjaman dalam jumlah besar. Tentu tawaran ini menggiurkan dan bisa menjadi solusi paling cepat untuk mendapat dana besar. Namun, sebaiknya kamu menghindari cara ini sebelum mendapat masalah yang lebih besar.
Bunga dari kartu kredit bank sangat besar, sehingga nantinya malah akan membebani kamu.
Bahkan, bunganya bisa mencapai sekira 2-6 persen. Bayangkan, nantinya kamu akan dibebani cicilan KPR, lalu ditambah lagi dengan cicilan kartu kredit yang jumlahnya sangat besar. Belum lagi kebutuhan kamu yang lainnya, semisal makan, tagihan PDAM, tagihan listrik dan lain-lain.
Kartu Tanpa Agunan
Untuk diketahui, Kredit Tanpa Agunan (KTA) terlihat sangat menggiurkan karena kamu tak perlu memiliki aset sebagai jaminan atas pinjaman tersebut. Dalam hal ini, bank hanya akan mengambil keputusan kredit berdasarkan pada riwayat kredit dari pemohon kredit secara pribadi. Meski terlihat mudah dan menggiurkan, namun kamu harus tetap mempertimbangkan dengan matang apabila menggunakan KTA sebagai modal DP rumah. Pasalnya, apabila salah perhitungan kamu pun akan terbelit oleh hutang dengan nominal yang besar.
Oleh sebab itu, Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun melarang masyarakat menempuh hal ini karena KTA merupakan pinjaman jangka pendek dengan jumlah besar. Keadaan tersebut nantinya justru akan membuat pengelolaan keuangan menjadi berantakan, sehingga kesulitan dalam membayar angsuran. Bisa dikatakan, kamu pun diharuskan untuk mengangsur KPR dan KTA setiap bulannya secara dobel, sehingga pengeluaran dan tabungan menjadi tidak elastis.
Pinjaman Online
Sama halnya dengan penggunaan kartu kredit, penggunaan pinjaman dari aplikasi pinjaman online juga sangat berbahaya. Walau membutuhkan dana sedarurat apa pun, sebaiknya jangan pernah meminjam uang dari pinjaman online.
Aplikasi-aplikasi pinjaman online memang sering menawarkan pinjaman dana dalam jumlah besar, bahkan beberapa di antaranya sanggup menawarkan pinjaman hingga Rp30 juta. Namun, perlu diingat, bunga dari pinjaman ini juga sangat besar, bisa mencapai 2,6% per bulan. Selain itu, tenor pinjaman dari aplikasi pinjaman online ini sangat singkat, yaitu hanya 12 bulan. Belum lagi, nanti kamu akan dihantui penagih utang yang menelepon kamu setiap hari. Akan lebih baik untuk menghindari pinjaman online untuk hidup yang lebih tenang.
Pemilihan Jumlah DP, Besar atau Kecil?
Membeli rumah semakin mudah dengan KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Berupa fasilitas pinjaman dari bank kepada perorangan untuk membeli rumah impian. Berapapun harga rumah yang ingin dibeli dapat diwujudkan melalui skema KPR. Tentunya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial masing-masing. Membeli rumah KPR perlu DP atau uang muka, umumnya minimal 30%. Tetapi kini, beberapa bank menawarkan program DP KPR 0%
Kelebihan dan kekurangan DP Besar
Banyak orang berpikir kalau punya uang atau tabungan DP rumah sudah mencapai 30% atau lebih dari harga rumah yang ingin dibeli, lebih baik DP besar sekalian.
Cicilan bulanan dan bunga semakin kecil. Semakin besar jumlah DP yang disetorkan, cicilan dan bunga yang harus dibayar setiap bulannya akan semakin kecil. Dengan begitu, beban utang di keuangan akan berkurang.
Pengajuan KPR lebih mudah disetujui bank. Tak dimungkiri, besaran DP akan berpengaruh pada keputusan bank menerima atau menolak pengajuan KPR. Bank akan mempertimbangkan jumlah DP yang kamu miliki. Lebih besar pembayaran DP KPR, lebih mudah disetujui bank. Sebab, pengajuan pinjaman KPR-nya tidak terlampau besar.
Kekurangan KPR DP Besar
Menabung lebih dahulu sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk membeli rumah. Supaya cepat mencapai target, maka harus menyisihkan uang lebih besar. Tetapi ingat, cara tersebut bisa mengganggu keuangan apabila tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik.
Kelebihan KPR DP Kecil
KPR dengan DP kecil menjadi pilihan banyak orang untuk membeli rumah.
Sesuaikan dengan pemasukan gaji yang pas-pasan. DP atau uang muka menjadi salah satu kendala terbesar banyak orang membeli rumah. Terutama bagi kamu yang gajinya pas-pasan atau berpenghasilan rendah. DP kecil atau DP 0% menjadi solusinya. Tak perlu susah payah mengumpulkan DP selama puluhan tahun dan dalam jumlah besar, tetapi berkesempatan beli rumah. Jadi, kamu bisa fokus untuk membayar cicilan dan bunga KPR setiap bulan. Impian punya rumah sendiri cepat terwujud.
Kekurangan KPR DP Kecil
Cicilan bulanan dan bunga semakin besar. Apabila DP kecil, otomatis cicilan bulanan menjadi lebih besar, seperti contoh di atas. Bisa saja gajimu habis hanya untuk membayar cicilan rumah saja karena jumlahnya yang cukup besar. Jumlah sisa utang KPR akan dikenakan bunga, sehingga nilai utang yang harus dibayar otomatis juga menjadi lebih besar.
Tenor kredit akan lebih lama. Sudah cicilan per bulan besar, risiko bayar KPR dengan DP kecil makin panjang tenornya. Jadi lebih lama melunasi cicilan.
Proses pengajuan KPR lebih lama. Jika KPR DP besar lebih mudah disetujui bank, DP kecil justru akan memakan waktu lama dalam proses pengajuan KPR. Karena bank akan melakukan tahap pemeriksaan lebih panjang.
Membeli rumah KPR bukan seperti membeli kacang goreng. Harus mengukur kemampuan keuangan, baik untuk DP maupun pembayaran cicilannya setiap bulan. Hindari membeli rumah tanpa perhitungan agar tidak menyebabkan guncangan finansial dan berujung pada gagal bayar.
Itulah tips metode pembayaran DP rumah yang perlu dihindari. Pastikan untuk tidak melakukan dan menggunakan metode pembayaran dp rumah tersebut untuk menghindari kerugian. Semoga informasi ini bermanfaat dan menginspirasi. Baca informasi properti terkini lainnya di growp.groperti.com
Sumber: rumah123.com, 99.co, cermati.com.